Daftar Isi
Jakarta, CNN Indonesia —
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto saling sahut berbalas pernyataan dengan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka dalam beberapa pekan terakhir.
Friksi yang mencuat di publik itu makin panas karena Gibran dianggap tak lagi sejalan dengan kubu banteng moncong putih. Meski ia adalah kader PDIP, putra sulung Presiden Joko Widodo itu malah menjadi lawan partai yang diketuai Megawati Soekarnoputri di Pilpres 2024.
Ketika PDIP mengusung Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Gibran dipinang Koalisi Indonesia Maju pimpinan Prabowo Subianto. Prabowo-Gibran bahkan kini berstatus presiden dan wakil presiden terpilih untuk 2024-2029.
CNNIndonesia.com merangkum sederet perdebatan Hasto dan Gibran yang mencuat ke publik terkait isu politik terkini.
Silaturahmi Jokowi dan Megawati
Presiden Jokowi belum menemui Ketua Umum PDIP Megawati pada lebaran 2024 ini. Padahal, ia selalu bertemu dengan ketua umum partainya itu di setiap momen lebaran.
Jika pihak Istana mengklaim silaturahmi dua tokoh bangsa itu hanya tinggal masalah waktu, Hasto punya klaim berbeda. Sekjen PDI Perjuangan itu menegaskan Jokowi tidak bisa langsung bertemu Megawati.
Hasto paham lebaran menjadi momen silaturahmi. Akan tetapi, ia mengklaim anak-anak ranting PDIP tak rela Jokowi bertemu Mega.
Ia menyebut bukan berarti PDIP tidak mau Jokowi bertemu Mega. Namun, mereka masih mempermasalahkan andil Jokowi dalam kecurangan Pemilu 2024.
“Dalam konteks terkait dengan Pak Jokowi, banyak anak ranting justru mengatakan, ‘Sebentar dulu, biar bertemu dengan anak ranting dulu karena mereka juga jadi benteng bagi Ibu Megawati Soekarnoputri’,” kata Hasto di kediaman Megawati, Jakarta, Jumat (12/4).
“Bukan persoalan karena PDI Perjuangan-nya tetapi lebih karena bagaimana Pemilu 2024, khususnya pilpres yang didambakan menjadi legacy dari Presiden Jokowi, tapi ternyata justru merupakan puncak dari abuse of power dari presiden,” tuturnya.
Gibran selaku pemenang Pilpres 2024 membalas. Ia menyebut Hasto selalu mengeluarkan pernyataan bernada negatif.
Ia lebih memilih tetap berpikir positif bahwa pertemuan Megawati dan Jokowi akan terjadi setelah gelaran Pilpres 2024 ini.
“Kalau teman-teman media tanya ke Pak Hasto ya pasti tone-nya pasti negatif terus. Kalau saya berpikir positif mungkin beliau-beliau sedang sibuk ya, mungkin nanti diatur waktunya,” balas Gibran, Jumat (19/4).
Selain itu, Gibran merespons kemungkinan calon presiden terpilih Prabowo Subianto menjadi jembatan pertemuan Jokowi dan Megawati
“Bisa jadi (Prabowo), nanti kami update lagi,” imbuhnya.
Bobby di-blacklist PDIP
Menantu Jokowi, Bobby Nasution, juga ikut terseret dalam saling sahut Hasto dan Gibran. Hasto menegaskan wali kota Medan itu sudah ‘di-blacklist’ dari PDIP Perjuangan.
Hasto mengatakan PDIP sudah mulai menjaring nama-nama calon kepala daerah yang akan diusung di Pilkada 2024. Mereka menanti usulan dari pengurus daerah.
“Sudah ada pendaftaran-pendaftaran di daerah-daerah. Sumatra Utara kemarin sudah melaporkan, semua boleh mendaftar, kecuali Mas Bobby, itu usulan dari bawah,” tegas Hasto, Jumat (12/4).
Gibran menanggapi santai pernyataan Hasto soal Bobby yang dikecualikan itu.
Ia kemudian meminta pernyataan Hasto soal pilkada itu juga ditanyakan kepada Bobby langsung.
“Enggak apa-apa, tenang saja,” respons Gibran, Selasa (16/4).
“Ya, itu (pilkada) ditanyakan ke Bobby saja,” sambungnya.
Jokowi rebut kursi ketua umum PDIP
Hasto juga sempat mengeluarkan pernyataan yang tak kalah heboh. Menurutnya, ada upaya menggulingkan Megawati dari kursi ketua umum PDIP.
Ia menegaskan upaya kudeta itu datang dari Joko Widodo. Sang kepala negara bahkan diklaim sampai harus mengutus menteri untuk memuluskan niatnya mengambil takhta partai tersebut.
“Ada seorang menteri … ini ditugaskan untuk bertemu Ryaas Rasyid oleh Presiden Jokowi. Pak Ryaas Rasyid ditugaskan untuk membujuk Bu Mega, agar kepemimpinan PDIP diserahkan kepada Pak Jokowi,” klaim Hasto di Jakarta Pusat, Selasa (2/4).
Sekjen PDIP Hasto menegaskan Jokowi butuh kendaraan politik untuk 21 tahun ke depan. Oleh karena itu, ayah Gibran itu berusaha merebut PDIP.
Namun, Gibran membela sang ayah. Ia membantah klaim Hasto soal siasat Jokowi yang ingin menggulingkan Mega.
“Mengambil alih (ketum PDIP)? Enggak, enggak ada seperti itu,” bantahnya saat ditemui wartawan di Solo, Rabu (3/4), dilansir dari detikcom.
“Pak Hasto lagi ya? Saya kira enggak perlu ditanggapi lah ya, bulan puasa itu berpikiran positif saja, terima kasih,” tambah Gibran.
Presiden Jokowi pun sampai mengklarifikasi isu liar tersebut. Senada dengan Gibran, Jokowi menepis apa yang diutarakan Hasto.
Jokowi lantas meminta Hasto tidak melontarkan tudingan-tudingan seperti itu.
“Masak semua mau direbut semuanya? Jangan, jangan seperti itu,” kata Jokowi.
(skt/mik)